gravatar

poliTIKUS dan SAPI [Edisi Hari raya Idul Adha]

By : Mohammad Iqbal

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Laa Ilaha Ilallahu Allahu Akbar
Allahu Akbar Walillah Ilham....



Takbir mulai berkumandang di sudut-sudut kota makassar menyambut datangnya hari yang penuh keberkahan, bukan hanya di makassar saja tapi di seluruh penjuru kota dan desa di Indonesia bahkan Dunia dalam menyambut Hari Raya Idul Adha atau biasa disebut juga Hari Raya Haji (di Indonesia). Hari Raya Idul Adha ini dilaksanakan untuk memperingati peristiwa kurban, yaitu ketika nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba. Di Indonesia hewan yang biasa di kurbankan adalah Sapi dan Kambing.


Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Laa Ilaha Ilallahu Allahu Akbar
Allahu Akbar Walillah Ilham....


Takbir terus terdengar ditengah dekapan malam yang semakin larut. Aku mulai berjalan perlahan menuju tempat peristirahatan untuk mengistirahatkan diri ini dari aktivitas hidup yang melelahkan dan juga tak sabar untuk menghadapi hari esok, Hari Raya Idul Adha karena pada hari yang keberkahan ini aku akan berkurban beberapa ekor sapi dan kambing untuk warga di kampung ku sehingga mereka bisa terkesan kepadaku agar aku bisa terpilih lagi pada pemilu berikutnya. Perlahan namun pasti mata ini pun mulai tertutup seiring berdetaknya jam dinding.



Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Laa Ilaha Ilallahu Allahu Akbar
Allahu Akbar Walillah Ilham....


Aku berada di padang rumput yang luas dan tersesat. Dengan langkah yang cepat dan telah ku atur temponya, aku berjalan menelusuri padang rumput tersebut untuk mencari jalan keluar. Dalam pencarianku yang terbilang tergesa-gesa dan panik aku bertemu dengan seekor sapi yang sangat gemuk dan sehat sedang memakan rumput disekitarnya dengan sangat lahap. Melihat keadaanku yang sangat kacau, sang sapi mengajakku berbicara. Aku Kaget dan merasa heran, selama bertahu- tahun hidupku belum sekalipun aku berbicara dengan  sapi, bahkan hewan-hewan yang ada di dunia ini. Sang sapi pun mulai membuka percakapan :


Sapi : Sedang Apa kau disini wahai keturunan Adam as?


Saya :  a aku juga ti tidak tahu kenapa bisa berada disini..
(kataku terbata-bata karena tak percaya berbicara dengan seekor sapi)


Sapi : Jangan takut anak muda dan jangan heran karena aku bisa berbicara, ini adalah anugrah yang Allah berikan kepadaku.
(sapi seolah-olah mengetahui apa yang sedang ku rasakan, kemudian sapi melanjutkan percakapan sambil mengunyah beberapa helai rumput)
Jadi, hendak kemana engkau saat ini?


Saya : Aku hendak mencari jalan keluar dari sini, aku ingin pergi menunaikan sholat ied dan setelah itu melihat prosesi kurban karena pada tahun ini aku sedang berkurban. apakah kau mengetahui jalan keluarnya?


Sapi : Kenapa engkau terburu-terburu? istirahatlah dulu sebentar, kau tampak sangat kelelahan.


Saya : Kenapa kau bisa berada disini?
(tanyaku penasaran sambil menuruti apa yang disarankan sapi)

Sapi : Aku salah satu hewan yang di persiapkan untuk disembelih, aku berada disini agar dagingku tambah berisi dan badanku selalu sehat.


Saya : Kenapa harus engkau?


Sapi : karena memang aku di ciptakan oleh Allah salah satunya untuk ini dan aku bersyukur karena dipilih pada hari raya kali ini.


Saya : Apakah kamu tidak takut menghadapi detik-detik kematianmu?


Sapi : Sudah aku katakan bahwa aku diciptakan salah satunya untuk disembelih pada moment hari raya kurban, jadi takut atau tidak takut aku pasti akan menghadapi saat-saat seperti ini. aku bersyukur karena aku hidup di dunia ini bermanfaat bagi umat manusia walau aku diciptakan tak sesempurna dan semulia penciptaan manusia itu sendiri. Apa yang aku berikan semata-mata hanya untuk Allah tanpa sedikitpun meminta belas kasihan atau bahkan pujian dari selain Allah. Aku Ikhlas memberikan dagingku kepada umat manusia yang sangat membutuhkannya, yang dalam hidupnya hanya bisa memakan dagingku pada moment-moment seperti ini dan aku sangat menyesal dan marah kepada mereka, manusia-manusia yang serakah yang hidupnya berkecukupan tetapi masih saja menerima dagingku tanpa memedulikan nasib fakir miskin yang tidak mendapat jatah dagingku di hari raya ini. Bukan hanya itu saja, aku juga sangat menyesali tindakan para penguasa di negeri ini, mereka dengan teganya menjadikan ku salah satu alat politik mereka. mereka seolah-olah berkurban dari sejenisku namun kemudian apa yang mereka lakukan bukanlah semata-mata karena Allah tetapi lebih kepada untuk mendapatkan perhatian, pujian dan juga dukungan dari rakyat yang akan mereka zhalimi dikemudian hari. Namun, di luar dari pada itu aku bangga dan sangat bersyukur kepada Allah atas karunia yang Ia berikan, karena kehadiranku sangat bermanfaat bagi umat manusia dan semua ini ku jalankan semata-mata karena Allah swt.
(sapi berbicara panjang lebar dan kemudian kembali melahap rumput. aku tertegun, tanpa sadar aku telah meneteskan air mata.)

Saya : Kenapa Bisa engkau berkata demikian?

Sapi : Karena memang kenyataannya seperti itu. Manusia  dizaman ini lebih mementingkah harta dan jabatan dan juga kepentingan pribadi maupun golongannya. Segala cara ditempuh oleh mereka demi mewujudkan ambisinya, yang haram dihalalkan sedangkan yang halal di abaikan. Bahkan agama sekalipun juga jadi sasaran mereka. Moment-moment keagamaan tidak lagi dijadikan sebagai refleksi penyerahan dan introspeksi diri, akan tetapi sudah menjadi ajang untuk pamer diri, harta, jabatan, maupun kelebihan golongan tertentu dari sejenismu. Manusia Saat ini telah hilang nilai-nilai kehidupan mereka. mereka merupakan khalifah di Bumi ini namun kebanyakan dari manusia itu tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka adalah khalifah yang ditugaskan oleh Allah swt demi menjaga dan merawat bumi ini. Semoga Manusia sadar akan apa yang telah mereka perbuat.
( diakhir perkataannya aku tercengang karena seekor sapi yang diciptakan oleh Alah tanpa menggunakan akal saja bisa mendoakan manusia. Tiba-tiba sapi melanjutkan perkataannya)
Sampaikan Salam ku kepada sejenis mu wahai Keturunan Adam as...



Pada saat aku ingin membalas perkataan sang sapi, tiba-tiba  terdengar suara Adzan Subuh. Aku pun mulai bangkit dari tidurku. Tampak air mata masih membasahi pipiku. Segera aku mengambil air wudhu dan shalat memohon ampun kepada Allah atas kekeliruanku.

Entri Populer