[Sejarah - Mengungkap Otak DiBalik Kerusuhan Maluku] MILTON, SALAH SATU OTAK KERUSUHAN AMBON DAN KETAPANG
JAKARTA (SiaR, 5/2/99) -- Milton, seorang preman Ambon yang
disegani, merupakan kunci untuk menyingkap kerusuhan Ambon dan Ketapang.
Demikian investigasi SiaR di kalangan preman Ambon yang berdomisili di
Jakarta, Kamis (4/2) kemarin. Akibat keterlibatannya sebagai operator
lapangan kerusuhan Ambon dan Ketapang, para pemuda Ambon di Jakarta yang
merasa diperalat kini sedang "memburu" Milton untuk diminta
pertanggungjawabannya.
Menurut Rahakbauw, salah seorang koordinator preman Ambon yang
terlibat sebagai anggota sekuriti gedung perjudian dalam kerusuhan Ketapang,
Milton adalah operator lapangan yang menjadi kaki-tangan Yorrys Raweyai, dan
Ongen Sangaji. Yorrys dan Ongen, lanjut Rahakbauw, merupakan aktor
intelektualnya, sedangkan suntikan dana berasal dari Tommy Soeharto dan Siti
Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut.
"Jadi kalau polisi mau sungguh-sungguh membongkar seluruh jaringan
kelompok pengorganisir kerusuhan-kerusuhan di tanah air, pegang saja Milton.
Beta jamin seluruhnya terbongkar. Asal tidak ada rekayasa, Milton akan buka
mulut," katanya.
Rahakbauw yakin, kalau Milton diciduk, Yorrys dan seluruh jaringan
tidak akan mungkin berkelit dari dugaan keterlibatan mereka. Yorrys yang
awal pekan ini dimintai keterangan oleh tim intelejen Mabes POLRI di Hotel
Grand Melia, mengelak tudingan yang gencar dialamatkan ke dirinya selama
ini, bahwa ia merupakan dalang atau aktor intelektual kerusuhan di Ketapang
maupun di Ambon.
Uniknya, Ongen Sangaji yang menuju Ambon bersama Milton dan ratusan preman
Ambon awal Desember 1998 lalu, sehari setelah kerusuhan Ambon, 19 Desember
1998, malah membuat konferensi pers mengecam kerusuhan tersebut.
"Bung, itu kan cara mereka berbagi peran. Dengan bikin keterangan
pers, mereka mau bikin diri seolah-olah tak terlibat. Bung tahu, uang bisa
atur semuanya," ujar Kifta, seorang preman Ambon asal Tanjungpriok yang saat
itu mendampingi Rahakbauw kepada SiaR.
Para preman Ambon asal Tanjungpriok, dengan dibantu para preman
Ambon dari Cengkareng dan Kwitang kini sedang "memburu" Milton yang dianggap
tak bertanggungjawab. Perburuan tersebut sudah dilakukan sejak kerusuhan
Ketapang, akhir November 1998. Pada awal Desember 1998, para preman itu
mendengar kabar bahwa Milton yang mereka buru, ikut bersama Ongen menuju
Ambon. Kerusuhan Ambon meletus pada 19 Desember 1998. Meskipun Ongen telah
kembali ke Jakarta, serta memberi keterangan pers yang mengecam kerusuhan
tersebut, Milton hingga kini tak diketahui keberadaannya.
Menurut para preman Ambon, Ketua Pemuda Pancasila, Yapto
Suryosumarno juga merasa segan terhadap sosok Milton yang dikenal nekad dan
berdarah dingin. Baik Rahakbauw maupun Kifta mensinyalir, Milton yang sedang
diburu para preman Ambon itu dilindungi oleh suatu "kekuatan besar".
"Mungkin elite militer, mungkin keluarga Cendana sendiri, cari tahu sendiri
lah," kata Rahakbauw kepada SiaR.
Para preman Ambon Tanjungpriok sendiri tak peduli dengan
"kepopuleran" Milton di kalangan preman ibukota. "Kami tak peduli, kami akan
terus cari dia sampai ketemu. Kalau perlu kami lapis sekalian dengan Yorrys
dan Yapto. Kami tak rela, saudara-saudara kami di Ambon baku belah, di sana
Islam-Kristen itu satu saudara," ucap sejumlah preman Ambon asal
Tanjungpriok gusar.
"Saatnya Kita Membongkar Dalang Di Balik Kerusuhan Maluku.."
Sumber : http://groups.yahoo.com/group/ambon/message/349